Health,

Meresapi Semangat Atlet Disabilitas Dalam Pawai Obor Asian Para Games 2018 di Pangkalpinang

07.54 Eva Sri Rahayu 9 Comments



Rasanya tak menyangka bisa menjadi bagian dari Asian Para Games, sebuah acara multiolahraga internasional yang diikuti atlet difabel se-Asia. Terus terang, sejak awal mengetahui event ini, saya sangat ingin terlibat dan berkontribusi di dalamnya. Sekecil apa pun bentuknya.  Maka ketika kami mendapat kesempatan melihat kirab secara langsung di Pangkalpinang tanggal 26 September lalu, saya merasa seperti impian menjadi nyata.

Sumber gambar website Asian Para Games 2018


Mengenal Asian Para Games
Acara Asian Para Games (APG) masih terdengar agak asing di telinga. Memang dalam sejarahnya event ini baru diselenggarakan tiga kali di tingkat Asia. Bisa dikatakan terbilang baru. Pertama kali dilaksanakan pada tahun 2010 di Guangzhou, Cina. Empat tahun kemudian, tepatnya tahun 2014, Korea Selatan menjadi tuan rumah kedua. Tahun ini, Asian Para Games 2018 akan berlangsung di Jakarta pada 6-13 Oktober mendatang di Gelora Bung Karno, Jakarta International Velodrome dan JIExpo. Diikuti oleh 42 negara yang melibatkan lebih dari tiga ribu atlet difabel.
Ada 18 cabang olahraga yang dipertandingkan, yaitu panahan, bulutangkis, boccia, catur, goalball, judo, bowling lapangan, angkat besi, atletik, bersepeda, menembak, berenang, tenis meja, tenpin bowling, bola volley, bola basket kursi roda, anggar kursi roda, dan tenis kursi roda. Berbagai cabang olahraga tadi dibagi menjadi 528 nomor pertandingan.

Maskot APG bernama MOMO (Sumber gambar website Asian Para Games 2018).

Maskot Asian Para Games 2018
Asian Para Games 2018 juga punya maskot nih. Kita kenalan dulu, yuk! Namanya MOMO. Nah, ternyata MOMO itu singkatan dari motivasi dan mobilitas. Cakep, ya! Momo ini jenis Elang Bondol yang tinggal di Pulau Seribu. Tapi... spesiesnya terancam punah. Mesti kita jaga nih keberadaannya di bumi.




Meresapi Semangat Atlet Disabilitas Dalam Pawai Obor di Pangkalpinang
Menceritakan pengalaman ikut dalam pawai obor Asian Para Games di Pangkalpinang membuat saya mendadak kehilangan kata-kata. Bahkan kata ‘mengesankan’ rasanya terlalu dangkal melukiskannya. Semoga saya dapat mengisahkannya dengan sederhana, makna yang saya dapatkan dari pengalaman ini.

Pemandangan dari atas

Ini merupakan pertama kali saya menjejakkan kaki ke Pangkalpinang, hal itu saja sudah memacu adrenalin. Perjalanan menaiki pesawat dari Bandung yang sempat transit dulu di Batam mengharuskan saya melakukan dua kali perjalanan udara. Biasanya, saya selalu merasa takut tiap kali berada di pesawat, kali ini berbeda. Melihat awan-awan putih membentuk bulatan di antara birunya angkasa membuat hati tenang, sambil membayangkan tanah putih di Pangkalpinang. Malam itu ombak pantai yang tenang dan cahaya dari bulan bulat penuh seolah menyapa saya ramah, di telinga saya seakan mendengar bisikan selamat datang.

Pangkalpinang

Paginya saya, Evi, dan rombongan bergerak menuju Jembatan Emas. Tempat yang menjadi titik awal pawai obor Asian Para Games 2018 di kota ketujuh yang dilewati obor yang dinyalakan oleh api abadi dari Mrapen, Grobogan. Selain bisa melihat secara langsung pawainya, saya dan Evi mendapat kehormatan lainnya, kami diizinkan menyentuh dan berfoto dengan obor bersejarah itu. Yang kemudian kami ketahui ternyata buatan Indonesia karya sang pawang obor Kang Goy Gautama.

Bersama teman-teman menunggu detik-detik acara pembukaan pawai obor di Pangkalpinang
Matahari merambat naik, panasnya mulai membakar kulit, dan Jembatan Emas kian terlihat terang. Perlahan jembatan bergerak turun. Membukakan penglihatan kami pada obor menyala yang telah melewati kota Medan. Diarak bersama barongsai dan para pemusik. Ketua INAPGOC, Pak Raja Sapta Oktohar lalu menyerahkan estafet obor kepada Gubernur Bangka, Belitung, Bapak Babel Erzaldi Rosman. Setelah seremoni selesai, dimulailah petualangan sang obor menuju titik akhir pawai: Alun-Alun Taman Merdeka.



Pada awalnya, saya bersama teman-teman mengikuti pawai dengan menaiki mobil bak terbuka. Kendaraan kami berjarak dua-tiga mobil dari mobil pembawa obor. Theme song Asian Para Games 2018 diperdengarkan. Itulah kali pertama saya mendengarnya secara utuh, dan saya langsung jatuh cinta pada “Song of Victory”. Aransemen musiknya yang terasa sekali rasa Indonesianya, liriknya yang penuh motivasi, berenergi, sekaligus membawa serta semangat persaudaraan tanpa sekat dan perbedaan apa pun, menyentuh relung hati saya. Ditambah pemandangan sepanjang jalan, di mana saya melihat masyarakat Pangkalpinang, mulai dari adik-adik berseragam SD, SMP, SMA, hingga seluruh lapisan masyarakat berjajar memberi penyambutan antusias dan larut dalam keriangan pesta olahraga ini. Padahal matahari begitu teriknya, tapi wajah-wajah itu tak menampakkan lelah apalagi keluar keluhan dari bibir mereka. Sesekali obor dibawa menepi, memberi waktu bagi masyarakat melihat dari dekat. Mereka meneriakkan yel-yel dengan semangat membara. Dari ekspresi mereka, dapat saya rasakan dukungan tulus untuk para atlet difabel yang kelak berjuang sekuat tenaga untuk negeri. Sungguh menggetarkan!



Obor kemudian diarak berjalan kaki melewati 15 pos, yaitu sekitar dua kilometeran dari titik akhir pawai, dibawa oleh pembawa obor yang berbeda di tiap posnya. Beberapa di antaranya adalah perwakilan sahabat difabel. Kemeriahan makin terpancar dengan kehadiran kawan-kawan berbagai perwakilan, termasuk sekolah SLB. Mereka mengenakan berbagai kostum daerah. Turut serta juga marching band dan para pembawa bendera berbagai negara peserta Asian Para Games 2018. Seorang teman berseloroh, “Pecah!” Nyatanya, begitulah suasananya. Sepanjang jalan, saya tak hentinya tersenyum, terbawa oleh wajah-wajah semringah yang saya temui. Merasakan kemeriahan yang datang dari kebahagiaan yang tulus dan sederhana.

Adik-adik dari sekolah SLB.


Kaki-kaki kami sampai ke tujuan. Di Alun-Alun Taman Merdeka sudah berdiri panggung untuk mempertunjukkan berbagai hiburan. Sebelum acara siang itu berakhir, kami ber-flash mob Song of Victory, menari bersama-sama dalam keceriaan. Memancarkan energi positif, tanpa kata kami bicara event ini milik kita semua. Mengutip kalimat Kang Yoga, salah satu panitia, “Mari berusaha sepenuh hati, kita sedang beribadah untuk negara.”



Kita sampaikan pada dunia, atlet-atlet difabel siap menebar inspirasi. Semangat mereka layaknya api abadi.

Di kepala saya terngiang-ngiang lirik lagu Song of Victory.
Live it up
Be the world's inspirations
Show the beauty who you really are
Breaking down all the discriminations
Together we stand till the end


You Might Also Like

9 komentar:

  1. Keren amat Pawai Obor di Pangkal Pinang ya. Ramai sekali

    BalasHapus
  2. wah keren banget Teh acara pawai obornya, pengen deh bisa ikutan juga hehe

    BalasHapus
  3. Duh semangatnya inspiring banget lah😂👏

    BalasHapus
  4. Semangatnya mereka itu keren banget yah, keren ih teh Eva bisa ikutan pawai obornya langsung, seneng yah?

    BalasHapus
  5. Seneng banget bisa ikutan kirab obornya, Teh... Event Asian Para Games ini emang menginspirasi banget, keren2 atletnya...

    BalasHapus
  6. Saya angkat topi setinggi2nya untuk tekad dan kegigihan para atlet ini. Mereka luar biasa. Meski terselip juga rasa ngilu dan trenyuh yg dalam saat melihat mereka bertanding...

    BalasHapus
  7. Wow kembar Eva Evi di Pangkal Pinang....seneng lihatnya makin kompak terus nih :)

    BalasHapus
  8. Semangatnya memang luar biasa ya para atlit ini.

    BalasHapus