Koki-koki cilik,

Koki-Koki Cilik 2: Siapa yang Kembali ke Cooking Camp?

19.50 Eva Sri Rahayu 8 Comments







Ketika melihat trailer Koki-Koki Cilik, saya langsung ingin menontonnya. Sayangnya belum terwujud. Maka saat sekuelnya muncul, saya tidak ingin melewatkannya. Ada dua hal yang menggelitik dari Koki-Koki Cilik, yaitu memasak dipadu dengan camp. Ikut acara-acara camp seperti itu selalu menjadi impian masa kecil saya. Menikmati momen-momen dengan orang-orang dalam satu tempat, suatu pengalaman luar biasa. Kemudian, meskipun saya selalu menasbihkan diri sebagai chef masakan khusus makanan survival, sesungguhnya memasak buat saya merupakan refreshing. Kedua elemen tadi sudah cukup menggerakkan kaki saya menuju bioskop. Ditambah lagi pada musim liburan sekolah seperti sekarang, saya kepengin mengajak anak saya, Rasi, untuk menonton film yang sesuai dengan usianya. Nyatanya pemilihan momentum liburan sekolah ini sangat tepat, karena pada penayangan perdananya, tanggal 27 Juni 2019 lalu, Koki-Koki Cilik 2 berhasil membuat antrean tiket mengular. Bioskop dipenuhi keriangan anak-anak yang heboh memasuki studio.




Koki-Koki Cilik 2: Siapa yang Kembali ke Cooking Camp?

Awalnya saya agak deg-degan menonton sekuel film ini, takut merasa tidak nyambung karena belum menonton film pertamanya, yang berakhir terbengong-bengong. Ternyata saya tak mesti mengkhawatirkan itu, karena Koki-Koki Cilik 2 yang bertajuk “Kembali ke Cooking Camp” menyediakan preview, sehingga penonton baru diberi gambaran film pertamanya.



Pada pembukaan film, tampak lima sekawan alumni Cooking Camp yang terdiri dari Bima (Farras Fatik), Melly (Alifa Lubis), Kevin (Marcello Mahesa), Alfa (Ali Fikry), dan Niki (Clarice Cutie) sedang bernyanyi-nyanyi di mobil bak terbuka. Mereka menuju ke tempat Cooking Camp untuk reunion sekaligus bernostalgia. Kejutan menanti mereka di sana, rupanya Cooking Camp sudah ditutup, keadaannya pun sangat menyedihkan. Bahkan Chef Grand (Ringgo Agus Rahman) sang kepala sekolah sudah menyerah untuk membangun Cooking Camp. Chef Grant hanya ingin pulang kampung untuk membuka warteg. Penutupan itu dikarenakan tidak ada lagi yang mendaftar ke Cooking Camp sebagai akibat pernyataan Chef Evan (Christian Sugiono) yang merupakan chef terkenal, yang mengatakan Chef Grant tidak kredibel memimpin dan mengajar masak di sana. Kelima sekawan memutar otak agar Chef Grant kembali bersemangat membangun Cooking Camp lagi. Mereka kemudian melibatkan Key (Romaria Magdalena Simbolon), cucu Pak Malik sang pendiri Cooking Camp dalam persekongkolan.

Berbagai cara mereka tempuh, dari mulai membereskan rumah Chef Grant, hingga bisnis food truck. Saat sedang menimbang-nimbang makanan apa yang akan dijual, datang Adel (Kimberly Ryder) beserta Adit (Muhammad Adhiyat), keponakannya. Awalnya enam sekawan tak mau menerima Adit di camp, tapi berkat kemampuan memasak Adit yang menyuguhkan sandwich 3 layer, mereka semua pun luluh. Mereka lalu sepakat untuk menjual sandwich istimewa itu melalui food truck. Apakah mereka berhasil menghidupkan kembali Cooking Camp? Siapa yang kembali ke Cooking Camp? 



Sepanjang menonton film saya merasa bingung dan kaget dengan pilihan Vera Varadia sebagai penulis skenario dan Viva Westi sebagai sutradara, karena menempatkan tokoh baru yaitu Adit sebagai pemeran utama, menggeser karakter Bima. Padahal tajuknya saja “kembali ke Cooking Camp”. Bagaimana mungkin Adit yang baru menginjak Cooking Camp merasa ‘pulang’ ke sana? Pada akhir kisah saya mendapat jawaban siapa yang kembali. Namun, tetap tak mengerti mengapa pilihan keduanya menjadikan Adit tokoh utama di sekuel Koki-Koki Cilik. Asumsi saya adalah ingin memberi kesegaran pada cerita, daripada memaksakan memanjangkan fokus pada kisah Bima yang bisa jadi sudah dianggap tak perlu lagi dikembangkan. Bagi saya sebagai penonton baru, itu tak menjadi masalah besar, sesungguhnya, hanya saya mempertimbangkan keterikatan penonton film pertama yang sudah kadung jatuh cinta pada Bima. Tapi, hal itu tentunya sah-sah saja dilakukan.

Spirit Koki-Koki Cilik tetap terasa lewat konflik yang disuguhkan, seperti masih kentalnya nuansa persahabatan, keluarga, dan kompetisi. Sub konflik yang ditampilkan begitu padat, di satu sisi film menjadi berwarna, di sisi lain saking penuhnya hingga tak terasa dalam. Guliran komedi sepanjang film berhasil menghidupkan suasana, acap kali terdengar anak-anak tertawa lepas. Tokoh Melly menjadi lead kelucuan lewat karakter dan dialognya. Meskipun saya masih menemukan beberapa jokes yang ‘ngeplos’ begitu saja. Kelebihan Koki-Koki Cilik 2 terutama terletak pada musik dan lagu-lagunya. Simak saja tiap kali para tokohnya bernyanyi, penonton anak-anak akan ikut berdendang. Latar musiknya juga terasa pas membangun dramatisasi.



Dari departemen acting sendiri, secara keseluruhan tidak ada aktor yang tampil gemilang. Hanya saya cukup surprise melihat Kimberly tampak sangat keibuan. Terasa kelembutan dan kasih sayang tulusnya pada tokoh Adit. Ringgo berakting cukup natural tapi tidak menonjol karena memang skenarionya tidak menuntut penampilan yang luar biasa. Di antara para pemain cilik, Alifa lah yang paling mencuri perhatian, sedang yang lainnya standar saja. Christian sebagai Evan tampak kurang menjiwai perannya, meski terlihat berusaha agar tampil maksimal.

Seting tempat dan pewarnaan gambarnya cantik, dan berhasil di-framing dengan baik. Pesan moral yang ingin disampaikan ditransfer dengan ringan sehingga mudah diserap oleh anak-anak. Terbukti ketika saya bertanya kepada Rasi, dia menjawab terkesan dengan pesan moral mengenai kisah persahabatan di Koki-Koki Cilik 2. Seperti salah satu makna “Kembali ke Cooking Camp” yang dikatakan oleh Chef Grant bahwa Cooking Camp bukan tempat, tapi orang-orang di dalamnya, misalnya, pulang pada persahabatan.

You Might Also Like

8 komentar:

  1. Pasti seru ya nonton film ini bareng Rasi.

    BalasHapus
  2. Iya film ini pesan moralnya dapet banget yaa. Kompak, saling asah asih asuh, bersahabat yang tulus... Cocok banget buat ngajarin ke anak2. Sukak!

    BalasHapus
  3. wah seneng banget ya bisa nonton bareng Rasi nih, neng Marwah juga seneng sama film ini dari pertama sampe yang kedua ini.

    BalasHapus
  4. Kerasa gak siih...teh, kalau Christian Sugiono itu paling pas kalau dapet karakter cowo single yang mengejar cinta dan karir. Bukan bapak-bapak.
    Hhahah....**masih belum bisa terima kalo doi uda jadi bapak beneran.

    BalasHapus
  5. Pengen nonton koki-koki cilik 2, kemaren pas tayang di bioskop gak sempet nonton. Harus cari CD-nya, nih

    BalasHapus
  6. Akutu sedih karena ga jadi nonton Koki-koki Cilik 2 bareng kalian hiks

    BalasHapus
  7. Duh pengen nonton tapi Al masih terlalu kecil untuk diajak nonton bisokop, hihihi

    BalasHapus