Hayu Dyah Patria: Melestarikan Tanaman Liar Cara Memerangi Kekurangan Gizi yang Masuk Akal
Sumber E-book SIA 2023 |
Semenjak menanam di beranda lantai dua, banyak kisah mengesankan bersama para tanaman. Seorang tamu melihat kebun beranda rumah saya dengan mata berbinar, beliau senang sekali melihat tanaman markisa berbuah ranum. Beliau kemudian izin memetik beberapa buah, katanya markisa merupakan obat asam lambung. Saya tercengang mendengarnya, soalnya saya sering kali terkena asam lambung, tetapi tak pernah menyeduh buah markisa untuk mengobatinya. Padahal obatnya tersedia melimpah di rumah sendiri.
Pada hari lainnya, ketika tumbuhan binahong hijau dan merah sudah merambat ke mana-mana, saya memangkas banyak sekali. Sedangkan Aji memotong-motong cabang pohon kamboja untuk ditanam lagi di pot yang lain. Rupanya para tetangga memperhatikan kami. Seorang bocah perempuan tampak bolak-balik masuk ke pekarangan rumah dengan sedih, ibunya berkata bahwa bunga-bunga kamboja sudah lenyap karena dahannya dipindahkan. Ternyata anak itu setiap pagi sarapan sambil mengagumi para bunga, sehingga merasa sangat sedih dan kurang nafsu makan ketika tak melihat mereka. Informasi itu saya dapat dari ibu tetangga lainnya, obrolan kami berujung dengan tawaran saya membagi-bagikan binahong kepada para tetangga. Mereka yang mengetahui betapa banyak manfaat daun binahong menerima tawaran itu, bahkan ada yang mau ikut menanamnya juga.
Hayu mengungkapkan akar gerakannya, “Untuk melestarikan tanaman liar, sekaligus memperkuat ketahanan pangan dan memerangi kekurangan gizi dengan cara yang masuk akal.”
Setiap masalah pasti datang bersama solusinya, dan solusi itu sering kali tak pernah jauh, ia begitu dekat hingga tak terlihat.
Kita banyak menemui orang-orang yang mengeluhkan kemiskinan dan kekurangan gizi, mungkin kita sendiri termasuk ke dalamnya, tetapi apa yang dilakukan Hayu berbeda. Kecemasan peraih penghargaan Satu Indonesia Awards dari Astra itu diolah menjadi sebuah gerakan. Gerakan yang bisa diikuti oleh masyarakat tanpa membebani mereka dengan pemikiran harus menyiapkan modal lagi.
0 komentar: