Hayu Dyah Patria: Melestarikan Tanaman Liar Cara Memerangi Kekurangan Gizi yang Masuk Akal

Sumber E-book SIA 2023

Semenjak menanam di beranda lantai dua, banyak kisah mengesankan bersama para tanaman. Seorang tamu melihat kebun beranda rumah saya dengan mata berbinar, beliau senang sekali melihat tanaman markisa berbuah ranum. Beliau kemudian izin memetik beberapa buah, katanya markisa merupakan obat asam lambung. Saya tercengang mendengarnya, soalnya saya sering kali terkena asam lambung, tetapi tak pernah menyeduh buah markisa untuk mengobatinya. Padahal obatnya tersedia melimpah di rumah sendiri.

Pada hari lainnya, ketika tumbuhan binahong hijau dan merah sudah merambat ke mana-mana, saya memangkas banyak sekali. Sedangkan Aji memotong-motong cabang pohon kamboja untuk ditanam lagi di pot yang lain. Rupanya para tetangga memperhatikan kami. Seorang bocah perempuan tampak bolak-balik masuk ke pekarangan rumah dengan sedih, ibunya berkata bahwa bunga-bunga kamboja sudah lenyap karena dahannya dipindahkan. Ternyata anak itu setiap pagi sarapan sambil mengagumi para bunga, sehingga merasa sangat sedih dan kurang nafsu makan ketika tak melihat mereka. Informasi itu saya dapat dari ibu tetangga lainnya, obrolan kami berujung dengan tawaran saya membagi-bagikan binahong kepada para tetangga. Mereka yang mengetahui betapa banyak manfaat daun binahong menerima tawaran itu, bahkan ada yang mau ikut menanamnya juga. 

SIMILAR POSTS

Pendanaan Berdampak Untuk Para Perempuan Tangguh Bersama Amartha

Beberapa tahun ini perekonomian terasa berat. Masa pandemi memperkeruh segalanya. Studio yang saya bangun bersama suami terkena imbasnya. Mau tidak mau untuk bertahan hidup, saya mulai mencari celah usaha diluar dari profesi selama ini. Saya mulai membuka toko online, sesuatu yang dulu rasanya tak terbayangkan untuk disentuh. Pada awalnya saya hanya berjualan apa saja yang ada di rumah. Adanya media sosial cukup membantu mempromosikan barang dagangan, hingga akhirnya bisa sedikit-sedikit mendatangkan pembeli. Terus terang, ada kalanya saya ingin berteriak pada dunia, bahwa kami memiliki potensi, namun segalanya terkendala modal. Tak dapat saya bayangkan, bagaimana kehidupan perempuan di perdesaan yang berada di piramida paling bawah. Tampaknya mereka pun seperti kami, yang berusaha keras untuk ‘ditemukan’. Mengais-ngais kesempatan, dan bahkan ribuan kali berusaha menciptakan kesempatan sendiri tetapi selalu menambrak tembok kokoh bernama modal. Mungkin mereka bingung harus mencari ke mana hingga terlibat pinjaman illegal yang akhirnya malah makin menjerumuskan ke jurang kemiskinan. 


‘Modal’ menjadi satu kata ajaib karena dapat membangkitkan harapan. Mengubah ketidaberdayaan menjadi berdaya.


 

SIMILAR POSTS

Pewangi Pakaian Untuk Anak Aktif


 

Semenjak masuk SMP, anak saya Rasi jadi aktif banget mengikuti berbagai kegiatan sekolah. Maklumlah, setelah pandemi melanda cukup lama membuatnya hampir tak pernah keluar rumah. Sempat khawatir juga dengan pergaulannya yang berfokus di jejaring media sosial, bagaimanapun saya kepengin dia bersosialisasi dengan teman sebaya di kehidupan nyata. Makanya saya seneng banget ketika dia bercerita ingin masuk pengurusan OSIS, ekskul basket, dan ekskul PMR. Saya yakin, belajar berteman dan berorganisasi akan membuatnya lekas bertumbuh karena menghadapi banyak situasi kondisi dan beragam karakter manusia. Dimulailah petualangannya di sekolah.

SIMILAR POSTS

(Honest Review) POND’S Bright Beauty Triple Glow Serum dan Sheet Mask Serum Pencerah Wajah yang Bikin Jatuh Cinta

(Honest Review) POND’S Bright Beauty Triple Glow Serum dan Sheet Mask Serum Pencerah Wajah yang Bikin Jatuh Cinta

 

Semakin ke sini, saya makin picky dalam memilih skincare. Terus terang saja, pengalaman breakout bener-bener bikin trauma. Waktu itu saya sampai mogok bikin konten yang memperlihatkan wajah dan sempat males berat pakai skincare. Namun, aksi mogok itu tentunya bukan solusi dan bahkan menambah masalah. Bagaimanapun tubuh butuh dirawat bukan malah diabaikan. Saya kemudian mencari tahu penyebab masalah kulit itu. Selain persoalan gaya hidup sembrono yang menyebabkan kulit butuh penanganan ekstra, cocok-cocokan skincare dengan kulit juga sangat berpengaruh. Saya tentunya kepengin terlihat glowing, tetapi pelajaran berharga karena saking bernafsu pengin seperti itu mengubah pola pikir saya. Pokoknya sekarang yang penting wajah sehat.

SIMILAR POSTS

Digitalisasi Aksara Nusantara Untuk Apa?

 

Digitalisasi Aksara Nusantara Untuk Apa? (Sumber gambar merajutindonesia.id)


Saya ingat sewaktu SD, pelajaran muatan lokal Bahasa Sunda terasa sangat menyiksa. Apalagi ketika mesti menulis aksara Cacarakan. Menyiksa sekali. Hampir tiga dekade berlalu, saya menemukan masalah yang sama ketika Rasi—anak saya sering mengeluh mengenai pelajaran Bahasa Sunda. Bagaimana pelajaran itu selain tidak menarik juga membuatnya tertekan. Ketika saya kecil, saya sering dipuji karena bisa menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik, tapi juga dapat berkata-kata Bahasa Sunda yang tepat untuk berbicara dengan orang tua. Pada waktu itu, anak-anak—terutama di kampung—masih jarang menggunakan Bahasa Indonesia untuk keseharian. Sekarang, terjadi hal sebaliknya. Bahkan, kini mendengar anak usia 5 tahunan fasih bicara Bahasa Inggris ketimbang bahasa daerah sudah bukan lagi sesuatu yang mengherankan. 

SIMILAR POSTS

Sinotif Indonesia Bimbel Terbaik Online Rasa Tatap Muka Sebagai Solusi Anak Belajar Matematika

Sinotif Indonesia Bimbel Terbaik Online Rasa Tatap Muka Sebagai Solusi Anak Belajar Matematika
 

Ketika saya dan Rasi menonton satu video bareng, kami tertawa ngakak karena konten videonya relate banget dengan kejadian yang kami alami. Ceritanya, seorang emak lagi ngajarin anaknya pelajaran matematika. Anaknya enggak ngerti-ngerti sampai emaknya marah-marah. Tokoh emak gemes itu saya banget! Tiap ngajarin matematika muka auto kerung, berubah jadi Medusa. Enggak sabaran gitu. Sampai-sampai Rasi kapok belajar matematika sama saya. Kalau ada peer matematika, dia lebih milih nanya sama papihnya yang sejak SD enggak pernah dapet nilai 6 di raport. Bukan, bukan saking genius matematika, justru dapet angka 5 aja udah bagus. Jadilah saya nontonin adegan ganjil antara anak dan bapak. Gini dialog mereka:
    “Pih, sembilan kali tujuh ditambah enam berapa, ya?” tanya Rasi.
    “Memang sembilan kali tujuh berapa, sih, Ras?” Papihnya balik nanya sambil mencoba berhitung dengan mengerahkan semua jari.

Hadeuuuh!!! Bikin tingkat kemurkaan naik 10 level, nggak, sih? Itu waktu Rasi masih SD. Setahun belajar full online membuat kami sebagai orangtua ketar-ketir, mana itu tahun penting kelulusan lagi. Sekarang, pelajaran matematika Rasi sebagai siswi SMP lebih rumit lagi. Saya udah mengibarkan bendera putih. Kesimpulannya, Rasi butuh bimbel terbaik yang bisa mengakomodir kebutuhannya belajar matematika.

Terus terang, saya happy banget ketika anak-anak mulai belajar tatap muka lagi. Gimanapun, belajar daring dengan bimbingan terbatas dari guru dan kemampuan orangtua yang seadanya membuat anak stres menghadapi pelajaran. Minimal, sosialisasi antar siswa dengan guru dan teman membuat anak menyukai sekolah. Saya kepengin Rasi punya sudut pandang sekolah sebagai tempat belajar banyak hal, termasuk belajar berempati. Makin seneng lagi ketika bertemu wali kelas Rasi yang ternyata guru mata pelajaran matematika. Namun, saya paham pertemuan dengan waktu terbatas itu belum cukup membekali Rasi. Saya pun tetap mencari informasi tempat les matematika terbaik untuknya.

Sinotif Indonesia Bimbel Terbaik Online Rasa Tatap Muka Sebagai Solusi Anak Belajar Matematika

Kriteria pertama yang saya tetapkan ketika mencari tempat les matematika terbaik adalah tempat bimbelnya meski online tapi rasa tatap muka. Artinya, ketika belajar, anak-anak enggak merasa kaku kayak robot. Anak bisa rileks dan fun tapi paham, sehingga betah belajarnya. Setelah mencari-cari, bimbel SMP yang menarik perhatian saya adalah Sinotif Indonesia.

Tim Sinotif Indonesia
Tim Sinotif Indonesia
 

Sinotif Indonesia ini ternyata sudah berpengalaman di dunia pendidikan selama lebih dari 20 tahun. Melewati dua dekade cukup membuktikan komitmen dan kepedulian Sinotif Indonesia pada dunia pendidikan. Pasti sudah banyak inovasi yang dihasilkan. Apalagi guru les privat di sana bekerja dengan 15 elemen budaya. Lembaga yang melibatkan elemen budaya memang selalu membuat saya tertarik. 


    Bimbel SMP ini punya gaya ajar yang ngebikin siswanya nggak ngerasa lagi berhadapan sama laptop atau gawai. Tapi berasa diajarin langsung sama gurunya. Kuncinya ada di interaksi dan sentuhan personal. Gurunya memahami psikis anak didiknya, sehingga tiap anak merasa spesial. Interaksi membuat anak enggak cepat bosan. Sering kan kita mendengar cerita, seorang anak jadi menyukai pelajaran tertentu karena gurunya seru. Seenggak minat apa pun anak pada satu pelajaran, tapi kalau gurunya asyik, mereka akan betah belajar.

Kelebihan Sinotif Indonesia Sebagai Les Matematika Terbaik

Setelah berselancar di website-nya, setidaknya ada 7 kelebihan yang mengukuhkan Sinotif Indonesia sebagai tempat les matematika terbaik.


1. Guru les privat Sinotif Indonesia adalah para ahli yang sudah tersertifikasi khusus. Sebelum mengajar, guru-guru ini dikasih pelatihan dulu. Sehingga secara kapabilitas bisa dipertanggungjawabkan.
2. Setiap anak punya karakteristik dan kebutuhan masing-masing, sehingga sebenarnya membutuhkan perlakuan berbeda. Nah, Sinotif Indonesia memahami psikologis anak, sehingga tiap siswa mendapat layanan personal yang fokus pada potensi masing-masing anak. Anak jadi timbul semangat belajarnya karena penyampaiannya menyentuh titik-titik minat mereka.
3. Penyampaian materi yang sistematis dan efektif lewat modul dengan gaya belajar linear dan global, menjadikan anak cepat memahami konsep materi. Pokoknya fun learning tapi terstruktur. Bahan ajarnya sendiri dibuat sesuai dengan latar belakang siswa seperti karakter dan di mana anak bersekolah. Sinotif Indonesia mengembangkan materi pelajaran terlengkap, terpraktis, dan termudah dipelajari siswa.

 

Suasana diskusi menyenangkan dengan pengajar Sinotif Indonesia
Suasana diskusi menyenangkan dengan pengajar Sinotif Indonesia

4. Sinotif Indonesia ngerti banget dengan situasi kondisi anak yang beda-beda, karena itu mereka menyediakan layanan belajar 24 jam nonstop lewat akses website e-learning dan aplikasi tanya jawab soal. Jadi di mana pun dan kapan aja, anak bisa belajar. Memang kan mood belajar anak tuh kadang enggak bisa diprediksi kapan datangnya. Misalnya muncul pas lagi kemping di gunung. Tapi, sih, kebanyakan munculnya pas besoknya mau ujian, eh. Layanan limitless kayak gini jadi solusi banget.
5. Kadang ketika mau mulai memasukan anak ke les privat, orangtua suka khawatir anaknya ketinggalan materi. Tapi di Sinotif Indonesia, kekhawatiran itu bisa ditumbangkan. Soalnya ada modul paket 7 lapis. Modul memungkinkan siswa buat mulai belajar dari level apa pun.
6. Perkembangan anak sangat dipantau. Tiap sehabis sesi belajar, kita mendapat kiriman laporan hasil belajar. Bikin tenang para orangtua nih.
7. Ada garansi uang kembali. Nah, ini yang biasanya yang jadi pertimbangan juga. Takut kalau udah bayar les privat, eh, anaknya ternyata enggak ngerasa cocok. Jangan khawatir, Bun, karena Sinotif Indonesia memberikan garansi uang kembali tanpa embel-embel term & condition yang ngeberatin orangtua.

Dramatisasi dan tanya jawab kelas daring
Dramatisasi dan tanya jawab kelas daring

Sejak masuk SMP, Rasi jadi aktif banget sama kegiatan sekolahnya. Tiap pulang sekolah, ada… aja ceritanya. Kegiatan OSIS, keceriaan main sama temen baru, dan impiannya jadi atlet basket. Seneng banget liatnya, meski saya masih agak khawatir soal pelajaran matematikanya. Tampaknya les privat di Sinotif Indonesia solusi biar enggak terjadi lagi percakapan absurd anak dan papih dan kemunculan emak medusa, hoho.


 

 

 

SIMILAR POSTS

Y.O.U Beauty Menemanimu Wujudkan Komitmen Pada Diri

Y.O.U Beauty Menemanimu Wujudkan Komitmen Pada Diri
 

Suatu hari saya ngalamin breakout yang bikin stress berat. Apalagi waktu itu lagi semanget-semangetnya bikin konten video. Rasanya pengin tenggelam aja ke dasar bumi. Rasanya pengin mencak-mencak sama skincare. Sampai saya menyadari, bahwa itu ulah saya sendiri. Gaya hidup kalongers parah dan mengabaikan kebuthan nutrisi tubuh membuat kulit rentan. Dan, mengabaikan satu hal yang justru paling penting: tidak menghargai tubuh sendiri. 

Langkah pertama yang saya lakukan untuk bangkit dari breakout adalah membenahi mental. Pola pikirlah yang saya ubah. Saya meminta maaf pada tubuh saya, mengatakan bahwa saya sangat menyayangi tubuh saya apa adanya. Tubuh inilah yang telah membersamai saya mewujudkan segala impian, namun seringkali tak saya apresiasi. Ajaibnya, setelah itu perlahan kulit saya sembuh dari keadaan breakout. Saya berkomitmen untuk menyayangi dan mempercayai tubuh saya.

SIMILAR POSTS