Tips
12 Tips Menjadi Admin Program di Grup Facebook [Bagian Pertama]
Salah satu keuntungan punya Facebook adalah kita bisa
menimba ilmu lewat grup-grup yang sesuai dengan minat kita. Beberapa
tahun ini menjamur bermacam-macam grup di Facebook, seperti grup penulisan,
grup blogger, grup yang membahas makanan, grup fashion, dan banyak lagi. Hampir
setiap grup memiliki program andalan yang menarik minat sekaligus mengembangkan
potensi anggotanya. Misalnya saja grup penulisan di tempat saya menjadi salah
satu koordinatoornya, di sana ada program bedah karya, menulis
bertema,pembahasan film, sampai program curhat. Setiap program dipegang oleh
satu sampai beberapa koordinator. Di grup tersebut, saya memegang dua program,
yaitu program curhat dan pembahasan film.
Menjadi koordinatoor –biasa juga disebut admin atau PIC—program
tidak mudah, kadang ada persiapan-persiapan khusus sebelum mengawalnya. Saya kepikiran menulis pengalaman menjadi
koordinatoor program ini setelah adik kembaran saya bertanya tentang program
yang diasuhnya. Saya memberinya beberapa tips untuk diterapkan. Lalu saya
kepikiran, mungkin banyak juga koordinator program lain yang membutuhkan tips
ini.

12 Tips menjadi admin program Facebook:
1. Beri perhatian yang intens.
Ketika kita membuka program atau kelas,
usahakan kita dalam keadaan siap stand by
selama jam program yang sudah ditentukan. Misalnya programnya berlangsung
selama dua jam, maka selama itu kita usahakan bisa terus memantau program.
Jangan sesudah posting lalu ditinggalkan. Karena orang-orang yang mengikuti
program enggak akan merasa gak diacuhkan. Beri mereka perhatian intens.
Dengan begitu, komunikasi akan terasa lancar berlangsung dari dua arah. Anggota
yang mengikuti kegiatan merasa dihargai, dan efek positif lainnya, sebagai
koordinatoor kita pun akan semakin bersemangat mengawal program. Keuntungan lainnya,
program yang kita gawangi akan sering muncul di news feed anggota. Anggota yang belum ikut program pun akan mulai
memperhatikan kelas kita.
2.
Keajaiban mention.
Setelah memposting, biasakan me-mention sebanyak-banyaknya anggota grup.
Hal ini bertujuan menarik mereka untuk mengikuti program. Dulu, saya jarang
melakukan hal ini, pikir saya, biarlah orang-orang yang mau dan berminat saja
yang ikut, tanpa ada paksaan dari saya. Namun, saat program saya sepi, saya
mulai me-mention anggota. Dan
ternyata hal itu berhasil. Karena selain para anggota merasa dihargai dengan
diajak mengikuti program, anggota-anggota lain yang malu-malu—biasanya anggota
pasif atau anggota baru—ikut program menjadi mulai aktif. Bahkan beberapa
anggota pasif yang bermula dari sering di-mention
ini menjadi anggota loyal grup. Hal itu karena akhirnya mereka menjadi merasa
memiliki program dan grup.
3. Pilih tema yang sedang “hits” atau “dibutuhkan”
oleh anggota.
Pilihlah tema-tema pembahasan yang sedang hits atau dibutuhkan oleh anggota, karena akan lebih mudah menarik anggota untuk
ikut berdiskusi. Untuk itu, koordinatoor harus jeli menangkap fenomena yang
sedang marak. Misalnya untuk program menulis, bisa memilih tema yang sedang
marak dilombakan oleh penerbit. Tetapi “hits” di sini tidak harus sesuatu yang
baru, bisa juga hal lama yang pernah fenomenal. Contohnya di program pembahasan
film yang saya asuh, saya akan memilih film lama yang sering ditayangkan di TV
dan memorable seperti Ada Apa Dengan Cinta, atau memilih film baru yang masih
bertengger di bioskop yang berhasil menjaring banyak penonton.
Selain itu, memilih tema yang dibutuhkan
oleh anggota juga akan menarik mereka aktif berdiskusi. Untuk menentukan tema
yang dibutuhkan ini, koordinatoor harus mengamati perkembangan grup. Atau bisa
juga kita mengadakan survey. Contohnya, sehari sebelumnya, kita membuat
postingan yang menanyakan usulan tema dari anggota untuk dibahas di program.
Kebanyakan jawaban mereka adalah tema pembahasan yang mereka butuhkan.
4. Posting tema di dokumen lalu dokumentasikan di web atau blog grup.
Kenapa posting di dokumen dan blog grup?
Agar pengurus dan anggota mudah mencari pembahasan diskusi jika sewaktu-waktu
dibutuhkan. Dengan menerapkan ini, setiap pembahasan program akan terdokumentasi
dengan baik. Setelah posting di dokumen grup, ada baiknya juga di-copas di
komentar agar anggota-anggota yang sulit membuka dokumen tetap bisa membacanya.
5. Banyak-banyak bertanya.
Setelah tema diskusi program dilemparkan,
banyak-banyaklah bertanya pada anggota. Pertanyaan ini bisa menggali pendapat
mereka yang bahkan pada awalnya belum terpikir oleh mereka. Dengan diberi
pertanyaan, anggota diskusi pun merasa diperhatikan. Jawaban-jawaban anggota
pun akan mengembangkan arah diskusi, program menjadi ramai dan hidup, sehingga
bisa menarik anggota lain yang belum aktif. Bagi pertanyaan-pertanyaan dalam
beberapa komentar agar anggota bisa menjawab fokus satu per satu. Tips
mengembangkan pertanyaan adalah dengan memperhatikan jawaban mereka, dari tiap
jawaban pasti ada hal-hal yang bisa digali lagi.
Misalnya dalam program pembahasan film,
kita bisa memberi beberapa pertanyaan yang diberikan dalam tiga komentar.
Pertanyaan pertama: Apa pendapatmu tentang
film itu?
Pertanyaan kedua: Siapa tokoh yang paling
kamu sukai?
Pertanyaan ketiga: Berapa rating yang kamu
berikan untuk film itu?
Dari
jawaban mereka, akan lahir lagi pertanyaan-pertanyaan lain, seperti: Kenapa
film itu berkesan? Kenapa kamu tidak suka pada tokoh utamanya? Dan lain-lain.
Jika kita menggawangi program curhat,
pertanyaan akan lebih kaya lagi, karena setiap orang memiliki problem dan
pengalaman yang berbeda-beda. Contohnya tema bully.
Pertanyaan pertama: Apa kamu pernah
mengalami di-bully?
Pertanyaan kedua: Apa kamu pernah melihat
teman di-bully? (Pertanyaan ini bisa beranak, semisal, “Apa yang kamu lakukan
ketika melihat itu?”)
Pertnyaan ketiga: Apa penyebab kamu
di-bully?
Jawaban beragam itu pasti memancingmu untuk
memberi pertanyaan-pertanyaan lain.
6. Jangan membuat kesimpulan dalam dokumen program.
Saat kamu melempar tema pembahasan, jangan
sertakan kesimpulannya dulu. Biarkan kesimpulan terbentuk dari proses diskusi. Hal
ini mejaga agar anggota enggak merasa belum-belum sudah merasa digurui. Buat
kesan bahwa kita sedang belajar bersama bukan kita sebagai guru yang sedang
berkhotbah—dan memang kita sedang belajar bersama. Bahkan ketika kita memang
benar-benar sedang menjadi guru. Contohnya di program sharing ilmu menulis di
grup penulisan. Biasanya ada satu yang menjadi guru untuk sharing ilmu.
Tips menjadi admin program di grup FB ini saya bagi ke dalam
dua postingan ya. Takut kepanjangan soalnya XD Semoga tips-tips ini bermanfaat
^_^
Bersambung ke bagian dua.
Nice tips. Terima kasih sudah berbagi, Teh.
BalasHapusWaaa, ada Acha. Makasih juga udah baca XD
BalasHapustips yang bagus, thanks for sharing
BalasHapusSama-sama, Yos ^_^
HapusTips ini sangat membantu 'adik kembar' Eva mengawal program lho :D
BalasHapusEpiiii XD
HapusIlmu baru, nih. Walopun belom pernah jadi admin....
BalasHapusNuhun udah mampir, Teh Nia ^_^
HapusAlhamdulillah dapat pelajaran baru ahirnya,,sy punya grup difb ,tapi sy pasip soalnya binggung mau aku apain grup ini,ahirnya ya sy biarin saja,kalau ada yg laporan masalah dari angota habus gitu aja jln keluar saya😀,,
BalasHapusTrimakasih atas saranya ya kak,,
Yg mau berkenalan sy dari solo,no wa 089669499973,sy ibu rumah tangga sambil belajar berbisnis memprodoksi fashion batik ya??...
Salam kenal semuanya🙏🙏
sangat bermanfaat sekali artikelnya kak
BalasHapus